Selasa, 27 Mei 2014

Sudah cukup.
Sepertinya perlu memberanikan diri untuk pergi sendirian, tanpa teman. Seperti yang dilakukan sahabat saya Damara, sendirian muncak ke Semeru. Lebih tepatnya meninggalkan rekannya di lereng gunung itu. Dia berhasil. Dia mencapai puncak berpasir itu, menangis haru di sana, dan turun dengan selamat.

Hanya niat, tekad bulat. Dan doa dari Ibu terkasih. Ya, saya sangat percaya doa dari lubuk hati Ibu adalah yang paling dekat dengan Maha Mengabulkan Permohonan, sebawel apapun beliau sehari - hari.

Kuncinya adalah jika berniat, nawaitu liburan, jalan - jalan, maka pikiran harus teduh. Tidak boleh ruwet, tidak boleh gampang loro ati karena niatnya memang mau bahagia. Mau mencari obat menghilangkan sakit yang namanya bosan. Mau enak tidak enak pengalamannya, hajar saja. Pikiran harus enteng supaya semua bisa terlewati dengan khusyuk dan memberikan pelajaran berharga.

Maka, setelah sampai di Juanda dini hari itu, di dalam mobil sahabat saya, Adrian, saya berpikir untuk memulai paling tidak sekali saja seumur hidup saya untuk solo travel. Mungkin bisa dimulai lewat exchange atau menyusuri eksotika alam Nusantara.

Bismillahil malikirrahmanirrahim, Bismillahi Majreha wa Mursaha inna Robbi la ghafururRohiim.

2 komentar: